Rabu, 09 Maret 2016

Kontradiktif Tulisan "Usang"

Kemarin, saya membaca sebuah Tulisan "Usang" yang mencoba mengkritisi tulisan LGBT dan cocoklogi HAM.
Dalam Tulisan "Usang", yang saya dapati banyak kontradiksi di dalamnya, di tulisan tersebut dia (red-si penulis) mengadopsi cara berfikir Jean Paul Sartre. Jika menggunakan cara berfikir Jean Paul Sartre, "Manusia yang Bebas." Maka jangan menginterfensi kebebasan orang lain dalam membuat tulisan. Kan kontradiksi antara cara berfikir dan praktis yang di anut sangat jelas disini
            Jean Paul Stratre pernah melatih club sepak bola yang dimana ia (Sartre) mengatakan bahwa jika bermain 11 lawan 11 itu tidak adil ( tidak bebas ) karena masih tunduk pada aturan yang dibuat. Maka ia mengurangi 1 pemain di clubnya menjadi 10 pemain... Disinilah ia mengatakan bahwa, keadilan adalah kebebasan yang tidak tunduk pada aturan yang dibuat dari kebebasan orang lain
           Dengan adanya pernyataan Sartre di atas saya mulai berfikir apa bedanya Manusia dengan selain Manusia?
Singkatnya, Saya berfikir Manusia dan Binatang itu tidak ada bedanya, karena Singa untuk memangsa Rusa tidak tunduk pada aturan yang ada dimana rusa itu tinggal

           Pertama-tama yang ingin saya tanyakan. Apa hubungan cocoklogi LGBT dalam prespektif HAM dengan Banyuwangi dan Jogjakarta?
Kedua, suara nada dering, "tuding tuding tuding." Apa hubungannya? "Mau mengkritik atau buat lirik lagu Malaysia nih. Mirip lirik lagunya Iklim hehehehe."
Ketiga, Ayam penyet dibandingkan dengan tulisan? Mana sinkron-nya tuan (red-Tulisan "Usang) ?

           Untuk tulisan LGBT dan cocoklogi HAM
http://ryzafardiansyah.blogspot.co.id/2016/01/lgbt-dan-cocoklogy-ham.html?m
Saya sudah menelaah kata demi kata di dalam tulisan itu untuk mencari jika ada diskriminasi dan kesombongan seperti yang di katakan tuan (Tulisan "Usang"). http://febribambuena.blogspot.co.id/2016/03/tulisan-usang-untuk-cocoklogy-ryza.html?m=1
Saya hanya melihat subjektifitas dari tulisan tuan yang mengatakan bahwa, tuan hanya menemukan kata-kata yang di buat agar bisa cocoklogi di tulisan LGBT dan cocoklogi HAM. Apakah demikian? Tentu saja tidak!
Dalam tulisan LGBT dan cocoklogi HAM itu tidak ada diskriminasi karena tidak ada person yang dirugikan melainkan cara berfikir LGBT yang di kritik karena bukan memanusiakan manusia malah memusnahkan manusia. Apalagi kesombongan yang tuan katakan itu, terlalu sempit tuan menilai tulisan LGBT dan cocoklogi HAM
Mungkin tuan menyelamnya kurang dalam, entah tidak tahu berenang atau tidak suka dengan samudera pengetahuan yang objektif
Kita membahas masalah sosial dan tuan masih terjebak dalam "intellectual cul-de-sac" lebih khusus di "argumentum ad verecundiam."

           Saya sudah mencoba berfikir seperti Sartre dan berusaha berfikir bahwa homoseksual merupakan orientasi seks yang normal karena manusia itu bebas, namun ternyata 1 hal yang tidak terpenuhi dalam penyelaman saya menjadi seorang Sartre. Yaitu, saya tidak pernah di SODOMI seperti Sartre. "#penyakitberjangkitbisalewatairliur."

            Saya berfikir Sartre yang merupakan Freudnista melakukan kontradiksi dengan pemahamanya, karena Sigmund Freud mengeluarkan teori penyakit jiwa dalam seksual
Mungkin pasca di Sodomi ada getaran, makanya ia (Sartre) yang awalnya seorang fiksuf menjadi, "Queen of the adherents of mental illness." Hehehe

           Serem juga kalau semua orang mengadopsi pemikiran seperti itu. Mungkin kalau Manusia punah, para binatang akan buat film yang judulnya, "The Foolish Man." dan saat itu juga para binatang akan berkata Manusia paling bodoh adalah personil Ada Band karena menyanyikan lagu "Manusia Bodoh"
save Human civilization and reject Human destruction

Tidak ada komentar:

Posting Komentar